Perempuan-perempuan Berkeringat
by: Imas Saadiyah
tidak boleh bekerja walau menumpuk
tidak boleh lelah, walau letih
tdk boleh mengeluh
walau kesah menumpuk
perempuan-perempuan berkeringat
penontonnya tertawa renyah
sesuatu menghampirinya
sesuatu menjemputnya
menemani keangkuhan
yang membisu
yang tak pernah tahu
perempuan-perempuan berkeringat
yang tak pernah kering dengan peluh
asa menjemputmu di ujung harapan
yang terus mengais dan mencari
mencari sesuatu yang tak pasti
Jumat, 18 Maret 2016
TOREHAN LUKA
TOREHAN LUKA
Hati yang menangis lara
Pilu yang membalut luka
Awan menutup langit
Gelap, gundah, hilang rasa
Tak ada sinar
Dan sinar itu tak akan kembali
Torehan luka menyayat hati
Pedih peri tak terobati
Kau menjauh, pergi...
Pergi selamanya
Agar luka menjadi kering
hanya jeritan dan tawa bocah penghibur lara
Pengobat nestapa
Dan kini...
Kini air mata kering
Mentari pun bersinar kembali
Menyosngsong masa depan baru
Dengan tumpuan dan harapan baru yang lebih baik
Dengan dunia baru
Imas Saadiyah
Hati yang menangis lara
Pilu yang membalut luka
Awan menutup langit
Gelap, gundah, hilang rasa
Tak ada sinar
Dan sinar itu tak akan kembali
Torehan luka menyayat hati
Pedih peri tak terobati
Kau menjauh, pergi...
Pergi selamanya
Agar luka menjadi kering
hanya jeritan dan tawa bocah penghibur lara
Pengobat nestapa
Dan kini...
Kini air mata kering
Mentari pun bersinar kembali
Menyosngsong masa depan baru
Dengan tumpuan dan harapan baru yang lebih baik
Dengan dunia baru
Imas Saadiyah
Langganan:
Postingan (Atom)