QUO VADIS HATI PEMERINTAH
Oleh:
Ade Nurpriatna Ibrahim
Pesta demokrasi sudah kita lewati, dalam sejarah bangsa ini
pemilu 2019 adalah pemilu yang banyak meminta perhatian dan menguras energi
masyarakat kita. Orang yang tadinya tidak pernah dengan politik hari ini mereka
melek politik karena setiap hari disuguhi oleh tingkah laku elit politik
petahana maka muncullah beberapa satire cebong dan kampret, PKI versus
khilafah, perang total versus perang badar sampai isu makar digelindingkan
untuk membungkam kedaulatan rakyat.
Pemerintah ingin menghadirkan pemilu yang jujur dan adil,
tapi semua ini dicederai dengan lahirnya insiden yang secara kasat mata, kita
tidak bisa menapikan kebenaran tentang kecurangan pemilu yang dimulai dari
kasus suara yang tercoblos untuk Paslon 01, salah input data, dan itu bukan
hanya 1, 2, dan 3 angkanya, tetapi begitu fantastis.
Persoalan input data dan kecurangan belum selesai, muncul
persoalan baru dengan banyaknya korban yang berjatuhan. Berdasarkan data
Kementrian Kesehatan melalui Dinas Provinsiny, petugas yang meninggal hampir
700 orang yg sakit 11.239 orang. Tapi mulutmu diam, hatimu beku, kemanakah hati pemerintahku? Satu gajah mati
kamu peduli.
Bangsa ini sudah memberikan kesempatan kepadamu mengabdi
pada negara hampir 5 tahun, hal ini di buktikan dengan akan berakhirnya
pemerintahanmu. Rakyat tidak banyak menuntut, hanya ingin pemilu jujur dan
adil, dan terpilihlah presiden pilihan rakyat,
bukan presiden pilihan KPU dan pilihan quick count. Iedul Fitri dengan
hati yang bersih dan tak apa-apa tak terbeli baju baru (baju dulag) yang
penting presiden baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar